"Mengais Masa Lalu"
(sebuah musikalisasi puisi karya Dwitasari)
Apakah boneka kecilmu ini dilarang untuk bahagia?
Nyatanya derai air mataku
Ajari aku caranya melupakan
Kamu selalu mengajariku mengais-ngais
masa lalu
Memaksaku untuk kembali menyentuh
kenangan
Terdampar
dalam bayang-bayang yang kau gurat secara sengaja
Seakan-akan
sosokmu nyata
Menjelma menjadi pahlawan kesiangan
Yang merusak kebahagiaan
Dalam kenangan
kau seret aku
perlahan
Menuju masa
yang harusnya aku lupakan
Hingga aku
kelelahan
Hingga aku sadar
bahwa aku sedang dipermainkan
Inikah caramu menyakitiku?
Inikah caramu
mencabik-cabik perasaanku?
Apa dengan
melihat tangisku
itu berarti
bahagia buatmu?
Apa dengan menorehkan luka di hatiku
berarti kemenangan bagimu?
Siapa aku di matamu?
Hingga begitu
sulit kau melepaskanku dari jeratanmu
Apakah boneka kecilmu ini dilarang untuk bahagia?
Apakah wayang yang sering kau mainkan
ini dilarang untuk mencari kebebasan?
Mengapa kau
selalu perlakukan aku seperti mainan?
Kapan kau
ajari aku kebebasan?
Ajari aku caranya melupakan!
Meniadakan
segala kecemasan
Meniadakan
segala kenangan
Nyatanya derai air mataku
Hanya disebabkan olehmu
Ajari aku caranya melupakan
Sehingga aku lupa caranya menangis
Sehingga aku
lupa caranya meratap
Karena aku
selalu kenal air mata
Aku hanya ingin tertawa
Sehingga hati
aku
mati rasa akan
luka