Happy Graduation

Daaaannn, inilah yang ditunggu-tunggu, WISUDAAAA :) Setelah ujian tutup bulan Agustus, dan harus menunggu dua bulan untuk wisuda, akhirnya saya wisuda juga. 23 Oktober 2012, salah satu hari bersejarah di hidup saya. Saya bisa meraih gelar Ahli Madya Gizi dan menjadi salah satu mahasiswa berprestasi di Poltekkes. Ada kebanggan tersendiri ketika saya duduk di barisan paling depan bersama mahasiswa-mahasiswa berprestasi dari jurusan lain. Ada kejadian yang bisa dibilang memalukan pas hari wisuda itu. You know what? Saya terlambat! Ternyata kebiasaan terlambat saya ga hanya pas kuliah, bahkan di hari sepenting acara wisuda ini pun saya terlambat! Err. Dan yang lebih memalukan lagi, alasan keterlambatan saya itu karena nyalon hahaha emang dasar cewek, rempong! :p

Wisudawan-wisudawati di suruh dateng jam setengah 9 pagi untuk gladi, dan acara wisuda di mulai jam 9. Padahal sih niatnya, jam 7 saya udah berangkat ke rektorat, tapi berhubung salon tempat saya make up itu rame dengan wisudawan lainnya, yah gitu deh, telat! Padahal saya udah dateng ke salon jam setengah 4 subuh, tapi tetep aja ga keburu, gimana nggak, yang make up itu 20 orang lebih. Alhasil, saya baru berangkat sekitar jam setengah 9 dari daya. Kita lewat tol buat ngehindarin macet, tapi kejebak macet juga di tidung uuhh. Saya sampe ketika acara udah di mulai. Awalnya saya ga boleh masuk karena lagi acara adat-adatan gitu (gue juga ga ngerti namanya apa). Dan setelah itu, saya baru dibolehin masuk. Parahnya, saya yang udah telat dateng, malah dengan pedenya lewat di tengah-tengah. Semua mata tertuju ke saya. Ohmegaaaaatttt malunyaaa.. Saya juga ga kepikiran lewat pinggir (emang dasar Pika haha). Marsuki, anak Keperawatan dari Pare-pare yang duduk di samping kiri saya sampe ketawa ga nyangka kalo alasan saya telat itu karena nyalon haha.

Inilah salah satu moment yang membuat saya merinding, bangga, terharu, yakni ketika mahasiswa terbaik dipanggil satu per satu ke depan untuk menerima ijazah dan buku alumni, serta dipindahin pita toganya dari kiri ke kanan. Ketika nama saya disebutkan, mahasiswa terbaik dari jurusan Gizi, Priskila Iriana Kamasi, lahir di Jayapura, anak dari bapak Deky Naudy Kamasi dan ibu Riani Simamora, dengan IPK 3,91.. Rasanya itu luar biasa bangganya. Saat itu saya berharap papa dan mama bisa melihat ketika saya dipanggil ke depan dan nama mereka disebutkan. Tapi karena saya datang terlambat, akhirnya orangtua saya ga masuk dan ga dapet tempat di atas. Kata mama, mereka hanya melihat saya dari luar. Ada kekecewaan dan juga kesedihan sebenernya. Saya pengen mereka melihat anaknya secara langsung :( Tapi mama bilang kalo mereka mendengar ketika nama saya disebutkan dan mereka pun melihat saya walau hanya dari luar. Dan mama bilang kalo mereka bangga dengan saya. :) Semoga ini bukanlah kesempatan terakhir saya untuk membuat mereka bangga :')

3 tahun menuntut ilmu di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar bukanlah hal mudah. Banyak suka dukanya. Mulai dari seneng, sedih, berantem sama temen, pusing bahkan pernah saya sampe nangis karena tugas yang bejibun, gila-gilaan dan cekakak-cekikikan sama temen-temen yang bisa dibilang gokil, curhat-curhatan sampe nangis-nangisan bareng sahabat karena putus cinta, kekecewaan, banyak hal yang saya lewati bersama NU3C 09. Dan kini, tiba saatnya di penghujung kebersamaan dengan mereka. Sedihnya luar biasa :( Di setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Yep, itu pasti. Sesungguhnya ini bukanlah akhir melainkan awal dari perjuangan kita yang sesungguhnya. Sukses buat kita semua. Keep contact, guys. 

and, Happy Graduation, NU3C 09 :D

Huruf Jepang

Dalam bahasa Jepang, terdapat 4 macam huruf yang dipakai, yakni Kanji, Hiragana ( ひらがな), Katakana (カタカナ), dan Romaji. 

Penggunaan Kanji
Umumnya, kalau suatu kata memiliki kanji maka dia akan ditulis menggunakan kanjinya. Walaupun begitu, ada juga kata-kata tertentu yang sebenarnya memiliki kanji tapi tidak digunakan di bahasa Jepang modern. Contohnya, “suru” (melakukan) sebetulnya memiliki penulisan kanji 為る tapi sekarang penulisan tersebut sama sekali tidak dipakai. Saat ini “suru” selalu ditulis sepenuhnya dengan hiragana yaitu する
Beberapa kata merupakan kata yang “bimbang”. Kadang-kadang ada yang menulisnya dengan kanji, kadang-kadang ada pula yang memilih menggunakan hiragana. Contohnya, penggunaan kanji untuk kata “dekiru” (bisa) yaitu 出来る, tapi yang menggunakan hiragana (できる) juga banyak. Di lain pihak, untuk kata “kirei” (cantik, indah) penulis Watarasebashi menggunakan hiragana (きれい), walaupun kanjinya (綺麗) juga sering dipakai.

Penggunaan Hiragana 

Hiragana (ひらがな、平仮名) adalah suatu cara penulisan bahasa jepang yang mewakili sebutan suku kata. Pada masa silam, ia juga dikenali sebagai onna de (女手) atau ‘tulisan wanita’ karena biasa digunakan oleh kaum wanita. Kaum lelaki pada masa itu menulis menggunakan tulisan kanji dan katakana. Berdasarkan sejarah, hiragana mula digunakan secara luas pada abad ke-10 Masehi.
Huruf Hiragana terbentuk dari garis-garis dan coretan-coretan yang melengkung (kyokusenteki). Huruf Hiragana yang digunakan sekarang adalah bentuk huruf  yang dipilih dari soogana yang ditetapkan berdasarkan Petunjuk Departemen Pendidikan Jepang tahun 1900. Hiragana digunakan untuk menulis kata-kata bahasa Jepang asli atau menggantikan tulisan Kanji, menulis partikel dan kata bantu kata kerja.

Huruf-huruf Hiragana
Penggunaan Katakana
Huruf Katakana terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan yang lurus (chokusenteki). Huruf Katakana digunakan untuk menulis kata-kata serapan dalam bahasa Jepang, negara asing, nama binatang, nama orang asing, nama tumbuhan dan kota-kota luar negeri seperti インドネシア – Indonesia, ジャカルタ  - Jakarta,  サンピト – Sampit. Dalam ilmu fonologi, Katakana biasa digunakan untuk penulisan lambang bunyi atau pengucapan. Katakana digunakan untuk menulis bahasa rahasia (ingo) dan bahasa slang (zokugo). Selain itu, huruf Katakana sering digunakan pada surat-surat atau buku-buku yang berhubungan dengan perusahaan/perkantoran. Dengan demikian, Katakana juga bisa digunakan untuk menuliskan kata-kata yang sebenarnya bisa dituliskan dengan Hiragana atau Kanji.

Huruf-huruf Katakana
 Source: Ega Fikom

up